Connect with us

AGAMA

Imam Besar Al Azhar Mesir Sheikh Ahmed Al Tayyeb Tolak Cadangan Gabungkan Islam, Kristian, Yahudi Menjadi Satu Agama Ibrahim

Avatar of kidin

Published

on

judvu

Imam Besar Al Azhar Mesir Sheikh Ahmed Al Tayyeb Tolak Cadangan Gabungkan Islam, Kristian, Yahudi Menjadi Satu Agama Ibrahim

85B039FB 84BC 4FED 9352 29F8155D9AC9

Imam Besar Al Azhar Mesir, Sheikh Ahmed Al Tayyeb, telah menolak cadangan untuk menyatukan agama Islam, Kristian dan Yahudi menjadi satu sebagai agama Ibrahim. Menurutnya, idea itu bertentangan dengan kebebasan berkeyakinan. “Seruan ini, nampaknya, bertujuan untuk menyatukan agama Yahudi, Kristian dan Islam dalam satu agama yang dipanggil Abrahamisme atau agama Ibrahim,” kata ulama terkemuka itu pada majlis di Kaherah.

“Seruan-seruan ini, tampaknya, bertujuan untuk memadukan Yudaisme, Kristen, dan Islam dalam satu agama bernama Abrahamisme atau agama Ibrahim,” kata ulama terkemuka itu pada upacara di Kairo yang menandai peringatan sebuah lembaga Islam-Koptik.

“Seruan-seruan ini, seperti seruan globalisasi, akhir sejarah, etika global, dan lain-lain, muncul ke permukaan untuk mempromosikan kebersamaan dan persatuan manusia serta menghilangkan penyebab perselisihan dan konflik,” ujarnya, seperti dikutip Gulf News, Selasa (9/11/2021).

Namun, kata ulama itu, ide tersebut menyiratkan tindakan merampas kebebasan beragama manusia.

Sheikh Ahmed Al Tayyeb tidak menjelaskan dari mana seruan yang dia tolak itu.

“Berasal dari kepercayaan kami pada agama-agama surgawi kami, kami percaya bahwa tidak mungkin bagi umat manusia untuk setuju pada satu agama, mengingat perbedaan di antara orang-orang dalam warna kulit, keyakinan, pikiran, bahasa, dan bahkan sidik jari. Semua ini adalah fakta sejarah dan ilmiah, dan sebelum ini adalah fakta yang dikonfirmasi oleh Alquran,” katanya.

Sheikh Al Tayyeb juga dikenal sebagai advokat terkemuka dialog antar-agama.

Pada 2019, dia dan Paus Fransiskus menandatangani bersama Dokumen Persaudaraan Manusia, yang juga dikenal sebagai Deklarasi Abu Dhabi, di Uni Emirat Arab. Dokumen itu menggarisbawahi nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan kebebasan beragama.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

MAJALAH ILMU